Pengertian Pragmatik

Pragmatik adalah cabang dari linguistik yang mempelajari penggunaan bahasa dalam konteks sosial. Dalam komunikas sehari-hari, pragmatik berperan penting untuk memahami makna di balik kata-kata yang diucapkan. Berbeda dengan semantik yang hanya mempelajari makna kata atau kalimat secara literal, pragmatik memperhatikan situasi, konteks, dan hubungan antar pembicara yang bisa memengaruhi interpretasi pesan.

Misalnya, ketika seseorang berkata, “Tolong tutup jendela,” kalimat tersebut jelas merupakan permintaan. Namun, pragmatik memungkinkan kita untuk memahami bahwa mungkin saja orang tersebut merasa kedinginan atau menginginkan suasana yang lebih tenang. Dalam situasi ini, konteks sosial dan hubungan antara pembicara menjadi elemen yang sangat penting.

Peran Konteks dalam Komunikasi

Konteks memainkan peran penting dalam komunikasi. Ini bisa meliputi konteks fisik, seperti tempat di mana percakapan berlangsung, serta konteks sosial, seperti hubungan antar individu. Misalnya, jika seorang guru mengatakan kepada muridnya, “Saya berharap kalian memperhatikan,” ungkapan ini mungkin memiliki makna yang berbeda tergantung pada situasi.

Jika diucapkan di kelas saat pelajaran berlangsung, kalimat tersebut merupakan peringatan untuk tidak bercanda. Namun, jika diucapkan dalam konteks pertemuan informal, mungkin berarti bahwa guru tersebut hanya ingin berbagi harapan agar murid-murid lebih fokus dalam aktivitas mereka. Dalam banyak kasus, konteks membantu pembicara dan pendengar untuk menangkap nuansa yang tidak diungkapkan secara eksplisit.

Implicature dalam Komunikasi

Implicature adalah salah satu aspek penting dalam pragmatik yang berhubungan dengan implikasi atau makna yang tersirat dari ungkapan tertentu. Hal ini sering kali terjadi ketika seseorang mengatakan sesuatu tetapi maksud sebenarnya berada di luar kata-kata itu sendiri. Sebagai contoh, jika seseorang berkata, “Ruang kerja ini agak berantakan,” mungkin maksudnya adalah meminta orang lain untuk membersihkannya tanpa langsung mengatakannya.

Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari terjadi ketika seseorang mengunjungi rumah teman. Jika tuan rumah mengatakan, “Pintu kulkas selalu terbuka,” bisa jadi itu adalah cara halus untuk menyuruh tamunya menutup pintu kulkas yang terbuka. Dalam situasi seperti ini, penting bagi pendengar untuk membaca antara baris dan memahami pesan yang tidak langsung.

Situasi dan Kesopanan dalam Berkomunikasi

Kesopanan juga merupakan bagian integral dari pragmatik dalam komunikasi. Setiap budaya memiliki norma dan nilai yang berbeda terkait cara berkomunikasi yang dianggap sopan. Misalnya, dalam budaya Indonesia, menggunakan bahasa yang halus dan berbasa-basi adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi.

Seorang karyawan mungkin akan menggunakan istilah yang lebih sopan saat berbicara dengan atasannya, seperti mengucapkan “Bisa kah saya meminta pendapat Bapak tentang proyek ini?” alih-alih langsung meminta pendapat tanpa ada sapaan. Menyadari hal ini penting agar komunikasi tetap berlangsung dengan baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Pragmatik dalam Media Sosial

Perkembangan media sosial juga membawa dampak pada penggunaan bahasa dan pragmatik dalam komunikasi sehari-hari. Di platform seperti Twitter atau Instagram, karakter yang terbatas membuat orang sering menggunakan singkatan atau frasa yang tidak baku. Dalam konteks ini, pemahaman pragmatik sangat diperlukan untuk menginterpretasikan makna dengan benar.

Misalnya, ketika seseorang mengunggah foto dengan caption “Hujan lagi, mood jadi jelek,” pembaca perlu memahami bahwa ini adalah ungkapan pengalamannya tentang cuaca dan dampaknya pada perasaannya. Jika tidak memahami konteks dan implikasi rasa, orang lain mungkin tidak dapat menangkap makna asli dari ungkapan tersebut.

Dengan berkembangnya berbagai cara komunikasi seiring kemajuan teknologi, pragmatik menjadi semakin relevan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dalam berbagai konteks. Setiap interaksi, baik secara langsung maupun virtual, membawa nuansa dan kompleksitas tersendiri yang perlu dipahami untuk mencapai komunikasi yang efektif.